Selasa, 03 Mei 2011

AMANAH 7

 

Kandungan.


Halaman

Dari Redaksi          1
Head-line              2
Kata Mutiara         4
Kisah Nyata          5
Jadual Shalat        7
Dialog Agama       8
Kajian Singkat     10
Renungan           14
Heuheuy deuh    18
Sundanalogi        19
Berita SDM          20
Sudut Sastra       21
-----------------

أَبغَضُ العِبَادِ عِندَ اللهِ مَن كَانَ ثَوبَاهُ خَيرًا
مِن عَمَلِهِ, أَن تَكُونَ ثِيَابُهُ ثِيَابَ الأَنبِيَاءِ
 وَعَمَلُهُ عَمَلَ الجَبَّارِينَ
Abghadlul ‘ibaadi’indallahi man kaana tsaubaa-hu khayran min ‘amalihi,
an takuuna thiyaabuhu thiyaabal –anbiyaa-i, wa ‘amaluhuu ‘amalal-jabbariina
(H.R. Ad-Daylamy dari St. ‘Aisyah).


Hamba yang paling dibenci oleh Allah ialah Yang kedua bajunya (atas – bawah) lebih baik dari ‘amalnya
Adalah pakaiannya seperti pakaian para nabi,
tapi amalnya seperti amal orang tukang memaksa (jeger).


Pimpinan Umum: Muhsin.
Redaktur Ahli: Drs.edih Surana, M.Ag.
Redeaktur pelaksana: Hj. N. St. Hamidah, S.Pd I.
Anggota Redaksi: Drs. U. Saifullah S., M.Ag.
Dede daryana, S.Pd.
Yani Mulyani, S.Pd.
Engkos Kosasih
Athia Hilda
Decorator: H.A. Daeng Somantri, SE.
Ihsan Habib
Tata Usaha: Pepen Ruspendi, S.Pd.I
Alamat Redaksi/TU.: Jl. Raya Kamasan 243 (lama)
Tlp. 022 70816497 – 70779267
Banjaran Kab. Bandung.



Kajian Singkat.

KASAB YANG HALAL.
Oleh: Muhsin

Sabda Rasul: Allah mencintai
orang yang mempunyai kesibukan.
((H.R. At.Thabarany & Al-Bayhaqi dari Ibn. ‘Umar)


       Manusia diciptakan Allah dengan tugas utama dan pertama  ialah beribadah kepada-Nya, baik ibadah mahdlah (langsung kepa-da-Nya) maupun ghair mahdlah (yang tidak langsung), termasuk di-dalamnya tugas kedua ialah menjadi khalifah Allah dimuka bumi ini.  
       Tugas kekhalifahan itu  ialah mensinerjikan segala makhluk Allah ini, barupa sumber daya manusia itu sendiri dan sumber daya alam. Hikmah disinerjikannya segala sumber yang ada itu ialah agar:

  1. Segala sumber daya alam itu dapat dimanfaatkan secara optimal, dan dengan cara yang beradab (bermoral).
  2. Sumber daya alam iiu dapat dimanfaatkan secara berkelan-jutan agar dapat dinikmati oleh segala generasi pada masa-nya

Firman Allah yang berkaitan dengan tugas-tugas diatas ialah :
1     Tidaklah semata-mata kami ciptakan jin dn manusia itu kecu-ali dibarengi tugas mengadi (beeribadah) kepada-Ku (Q.S.61.6)
2.    Dan Dia, Allah, yang menjadikan kamu khalifah dipalanet bumi. (Q.S. 6: 165)
3.    Dialah Allah yang telah menciptakan bagi kamu segala yang ada dibumi ini secara keseluruhan. (Q.S. 2: 29).

       Syaikh Fat-hi bin ‘Abdil-Fadlil, seorang dosen di Perguruan Al-Fayumi di Kairo, dalam kitabnya Raudlat-‘lKhuthaba,  mengatakan:
(ini terjemahannya saja) “Tidaklah rasional (tidak dapat diterima akal sehat) kalau ada orang mengasingkan diri dari hiruk-pikuk kehidupan dan kegiatan-kegiatan urusan dunia, padahal mereka datang kemu-ka bumi ini untuk menik-mati segala barakah yang ada dibumi ini (sebagai alat) melaksana-kan tha’at kepada Allah dalam mengejar ri-dlanya dan untuk menda-pat sorga, karena memang Allah telah me-nyediakan segala fasilitas untuk memenuhi kebutuhan manusia itu
       Manusia datang keplanet bumi ini untuk memakmurkan kehi-dupan atas izin Allah, serta untuk menggali, mengekplorasi dan mengekplotasi secara halal serta menjalankan usaha industri serta mendapat kehidupan dari hasil tangannya.
       Para nabi sendiri mengembara dimuka bumi ini.,makan dari hasil tangannya sendiri, mereka tidak menjadi beban bagi orang lain (tidak jadi benalu). Mereka berusaha dengan cara halal, menikmati hasil-nya dengan cara halal pula. Mereka mebuat kerajinan, mereka dengan izin Allah saling membantu dalam kehidupan. Mereka itulah contoh dan teladan yang baik bagi keseluruhan ummat manusia.

       Beberapa hdits Nabi berkaitan dengan upaya mencari rizki yang halal dapat dikemukakan. Diantaranya:

1     Tidak ada yang paling baik yang dikonsumsi oleh seseorang itu  kecuali rizki yang dihasilkan oleh tangannya sendiri. Nabi Dawud-pun makan dari hasil keringatnya sendiri.
                                                            (H.R.Al-Bukhari dari Miqdad)
2. Sungguh, Allah iitu mencintai mu’min yang mempunyai  
    kegiatan.                        (H.R al-Thabarany & al-Buyhaqy dari Ibn. ‘Umar)

     3.  Barang siapa yang pada waktu (sampai) sore masih sibuk
          dengan suatu usaha, maka waktu malam pasti ia mendapat 
         ampunan dari Allah.  (H.R. Imam Ahmad, At-Thabarany dan Al-Bazzar)

4.    Rasulullah penah ditanya tentang usaha yang paling baik. Jawabnya: “bisnis yang jujur dan usaha seseorang dengan tangannya sendiri.

       Wahai para remaja, lapangan pekerjaan sebenarnya terbentang luas didepan kita, asal kita mau mengusahakannya. Jangan hanya mencari perkerjaan yang enteng tapi mendatangkan banyak untug, terlalu banyak memilih kahirnya malah buntung atau sakit jantung.
Insya Allah pekerjaan yang mendatangkan sesuatu yang halal ada-lah mulia dan membawa barakah. Alam semesta dengan isinya sebagai fasilitas yang disediakan  Allah, mari kita gali, kita explorasi dan kita ekplotasi, agar ia membawa daya manfaat yang optimal dan berkelanjutan. Fasilitas yang ada ini jangan dianggap sebagai warisan dari nenek moyang, tapi ia adalah amanat,( titipan) untuk keturunan kita, yang perlu kita sinergikan, kita jaga dan kita lestari-kan.
       Konon katanya, S. ‘Aly  pernah menjadi buruh meluluh tanah membuat kendi pada seorang wanita pengusaha gerabah dengan upah 16 biji kurma, kemudian kurma itu dimakan besama Nabi.
S. ‘Umar pernah berkata: Tempat yang paling saya senangi untuk mati ialah pasar tempat aku berjual-beli untuk keluargaku.

       Mari kita berusaha secara halal dan mengkonsumsi hasil usaha secar halal juga. Semog Allah memberikan barakahnya. Amin.

اََللّهُمَّ ارزُقنَا رِزقًاحَلاَلاً طَيِّنًا وَاجعَلنَا عِبَادًا شَكُورًا
Ya Allah, berikan kami rizki yang halal dan baik
dan jadikan kami hamba-hamba yang mampu bersyukur. Amin.



Renungan.

RAHASIA SUJUD.
Oleh: Ahmad J.


Jarak yang paling dekat antara seorang hamba
dengan Tuhan-nyayaitu manakala ia bersujud.
Maka Efektifkan do’a tatkala itu.
 (H.R. Muslim).

  Sujud dikerjakan oleh setiap muslim paling tidak 34 kali dalam 24 jam, yaitu dalam 17 raka’at shalat fardlu, belum lagi dalam shalat sunnah, seperti dluha, tahaj-jud, rawatib, tahiyyatal-masjid, apalagi tarawih dibulan Ramadlan.
Kata sujud bisa diartikan sebagaimana selama ini kita istilahkan, yaitu satu posisi tubuh, dimana bagian kepala berada dibawah dengan menempelkan kening diatas bumi/tanah/sajadah atau sujud bisa berarti patuh atau ta’at. Sujud dalam arti fisik  merupakan hak Allah semata. Artinya, diharamkan bersujud kepada selain Allah dengan tujuan apapun, baik sekedar penghormatan, apalagi pengabdian (ibadah). Firman-Nya:
لاَ تَسجُدُوا لِلشَّمسِ وَلاَ لِلقَمَرِ وَاسجُدُوا لِلهِ الَّذِى خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُم إِيَّاهُ تَعبُدُونَ
Janganlah kalian bersujud kepada mata-hari dan jangan pula kepada bulan, tetapi ber-ujudlah kepada Zat yang menciptakan semuanya, jika hanya kepada-Nya kamu menyembah.                                                                                                    (Q. S. 41: 37)

Memang dahulu; dalam syari’at Bani Israil; sujud boleh dilakukan kepada selain Allah dalam rangka memberi penghormatan , sebagaimana sujudnya N. Ya’qub kepada puteranya, N. Yusuf, a.s. seperti yang  dikissahkan dalam al-Quran:
وَرَفَعَ أَبَوَيهِ عَلى العَرشِ وَخَرُّوا لَهُ سُجَّدًا
Dan ia menaikkan kedua orang-tuanya keatas singgasana, dan mereka merundukkan diri, bersujud kepada Yusuf.                                                                     (Q. S. 10: 100)


       Dalam syari’at N. Muhammad ada juga sujud selain rukun shalat, diantaranya:

  1. Sujud sahwi; yaitu sujud yang dilakukan berkaitan adanya keraguan atau lupa saat melakukan shalat, seperti lupa dalam hitungan raka’at atau meninggalkan sunnah ab-adl baik sengaja ataupun lupa.

  1. sujud syukur; yaitu sujud yang dikerjakan tatkala mendapat ni’mat atau terhindar dari musibah. sesuai hadits:
أَنَّ النَّبِىَّ صلعم كَانَ إِذَا أَتَاهُ أَمرٌ يَسُرُّهُ أَويُسَرُّ بِهِ خَرَّ سَاجِدًا شُكرًا  لِلهِ تَبَارَكَ وَتَعَالى
             Adalah Rasulullah saw.tatkala mendapat sesuatu yang menjadikan beliau 
              gembira, beliaupun bersimpuh untuk bersujud sebagai tanda syukur kepada
              Allah tabaraka wa-ta’ala.                              (H.R. Abu Dawud dan Ibn. Majah)

  1. Sujud Tilawah; yaitu sujud yang dilakukan didalam atau diluar shalat berkaitan dengan dibacanya ayat sajdah dalam al-Quran. Sebuah hadits berbunyi:
رُبَّمَا قَرَأَ رَسُولُ اللهِ صلعم اَلقُرآنَ فَيَمُرُّ بِالسَّجدَةِ فَيَسجُدُ بِنَا
              Seringkali Rasulullah membaca al-Quran dan beliau melewati ayat sajdah,
              kemudian beliaupun sujud bersama kami (diikuti oleh kami yang hadir)
                                                                              (H.R. Imam Muslim, Abu Dawud dan Imam Ahmad).

            Hadits lain berbunyi:
قاَلَ رَسُولُ اللهِ صلعم: إِذَا قَرَأَ اِبنُ آدَمَ السَّجدَةَ فَسَجَدَ إِعتَزَلَ السَّيطَانُ يَبكِى يَقُولُ: يَا وَيلى أُمِرَ اِبنُ آدَمَ بِالسُّجُودِ فَسَجَدَ فَلَهُ الجَنَّةُ, وَأُمِرتُ بِالسُّحُودِ فَأَبَُيتُ فَلَِِى النَّارُ        (حديث صحيح أخرجه مسلم فى صحيحه)
             Bersabda Rasulullah saw.: Apabila seseorang membaca ayat sajdah kemudian ia bersujud, maka kaburlah syaitan sambil menangis dan berkata: Celakalah aku,  manusia itu disuruh sujud kemudian ia bersujud, maka ia mendapatkan surga, dan aku disuruhnya sujud, tapi aku menolaknya, maka aku (akan) mendapatkan neraka.

             Disamping beberapa fadlilah tersebut tadi, ada beberapa catatan menarik yang berkaitan dengan sujud, diantaranya:

  1. Adalah Dr. Fidelma, seorang dokter neurology disebuah R.S. di AS. Ia me-rasa heran ketika melakukan kajian terhadap syaraf-syaraf yang terdapat dalam otak manusia. Yang membuatnya heran ialah adanya beberapa urat syaraf di otak manusia yang tidak dimasuki darah, padahal setiap inci otak manusia memerlukan suplai darah agar bisa berfungsi secara normal. Setelah melakukan penelitian secara seksama dan memakan waktu yang lama Dr. Fidelma akhirnya mendapati kenyataan, bahwa urat-urat syaraf diotak itu tidak dimasuki darah kecuali bila seseorang sedang dalam posisi sujud, dan ternyata urat syaraf itu memang hanya memerlukan darah untuk beberapa saat saja, yakni dalam ukuran orang melakukan sujud dalam shalat. Hasil penelitian Dr. Fidelma ini telah menarik beliau sendiri untuk kemudian memeluk agama Islam. Dan bahkan kini ia membuka praktek pengobatan dengan nama “Pengobatan dengan al-Quran”

  1. Syaikh Muhammad Idab Darwisy mengatakan bahwa kita manusia, setiap hari dan bahkan setiap saat telah menjadi obyek paparan radiasi elektro magnetic dari berbagai alat yang menggunakan tenaga listrik, termasuk pene-rangan listrik yang seakan menjadi kebutuhan primer kita, dan kita tidak menyadari bahaya dari radiasi tersebut, sehingga kita sering dihinggapi migraine, perasaan tidak nyaman, lesu, lemah dan keluhan lainnya. Maka bagaimana cara mengatasinya ?
Seorang ilmuwan barat non-muslim dalam penelitiannya telah menemukan cara untuk menetralisir efek paparan radiasi elektro-magnetik ini, yakni dengan menempelkan kening diatas tanah (bumi) yang tidak dilakukan hanya satu kali. Cara kerja hal tersebut sama dengan penangkap petir diatas gedung-gedung pencakar langit yang dihubungkan ketanah melalui kabel, karena tanah itu memiliki kemampuan untuk menetralisir tenaga listrik yang dihasilkan petir.
Dalam penjelasan selanjutnya ia mengatakan bahwa untuk mendaptkan hasil yang lebih baik, hal tesebut harus dilakukan dimana kulit dahi bersentuhan langsung dengan tanah sambil mengarahkan tubuh kepusat bumi, sementara iapun mengatakan bahwa Mekah-lah - tempat berdirinya Ka’bah -  yang menjadi pusat bumi ini, yang juga dikatakan oleh para ahli  geografi.

       Sujud adalah posisi iedeal untuk mendekatkan diri kepada Allah disamping juga merupakan posisi ideal untuk menghilangkan berbagai keluhan dalam tubuh kita.

       Seorang muballigh memberi tips, katanya: Bagi yang menderita tekanan darah tinggi silakan mengobati sendiri dengan cara Bacaan tasbih dalam setiap sujud tidak kurang dari 11 kali. Ini dikerjakan selama 40 hari.

Bacaan sujud sahwi:
سُبحَانَ الَّذِى لاَ يَمُوتُ وَلاَ يَنسَى
Subhaanal-ladzii laa yamutu wa-laa yansaa

Maha suci Allah yang tidak pernah tidur dan tidah pernah lupa.
Bacaan sujud syukur dan sujud tilawah:
سَجَدَ وَجهِى لِلَّذِى خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَولِهِ وَقُوَّتِهِ فَتَبَارَكَ اللهُ اَحسَنُ الخَالِقِينَ
Sajada wajhii lilladzii khlaqahuu wa-shawarahuu wa-syaqqa sam’ahuu wa-basharahu bihawlihii wa-quwwatihii fatabarakal-laahu ahsanul-khaliqin.

Aku sujudkan wajahku kepada Zat yang telah menciptakannya, yang membentuknya. yang membukakan pendengarannya dan yang memberikan penglihatannya, dengan kekuasaan dan kekuatan-Nya. Maha barakah  Allah yang paling baik penciptaannya.

       Prosesi sujud syukur.

  1. Kondisikan diri kita seperti akan shalat, yaitu bersih dari hadats dan dari najis pada pakaian, badan  dan tempat, serta .tertutup ‘aurat.
  2. Duduk diatas tempat yang uci (sajadah) dalam posisi iftirasy (seperti sedang tahiyyat awwal/duduk antara dua sujud.
  3. Kemudian sujud seprti baiasa dan membaca bacaan seperti diatas.
  4. Kembali duduk dengan posisi duduk yahiyyat akhir.
  5. Membaca salam sambil menengok kearah kanan. Selesailah.

Head-line.

ISTIGHATSAH.


       Akar kata istighatsah itu ialah ghaythun, artinya siraman, atau hujan. Istighatsah artinya memohon siraman. Termaktub dalam al-Quran:
وَهُوَ الَّذِى يُنَزِّلُ الغَيثَ مِن بَعدِ مَا قَنَطُوا وَيَنشُرُ رَحمَتَهُ وَهُوَ الوَلِىُّ الحَمِيدُ
Dan Dialah, Allah,  yang menurunkan siraman (hujan) setelah mereka berputus-asa, dan Dia pulalah yang menebar rahmat-Nya. Dia-lah Yang Maha Pelindung dan Maha Terpuji. (Q.S. 42: 28).

       Yang dimaksud dengan mohon siraman dalam istighatsah ini ialah me-mohon siraman dalam arti majazy, yang dimaksud ialah siraman rahmat atau perlindungan. Khusus untuk memohon turunnya hujan setelah lama kekeringan karena kemarau, permohonan hujan itu disebut istisqa, artinya hampir sama dengan istighatsah, yaitu memohon siraman hujan.

       Banyak orang/kelompok orang yang senang mengadakan istighatsah se-cara ber-jama’ah, yaitu tatkala terjangkitnya penyakit yang mewabah, ber-tubi-tubinya musibah/bencana alam, atau tatkala adanya suatu harapan atau permohonan secara massal.
Para siswa kelas III pada sekolah-sekolah menengah tingkat pertama dan atas banyak yang mengadakan istighatsah menjelang mereka mengikuti Uji-an Nasional, ada yang mengistilahkannya dengan MABIT (Malam Pembi-naan Iman dan Taqwa), ada yang menyebut Malam Renungan, ada juga yang mengistilahkan Do’a Bersama. Apapun istilahnya, tujuannya semua sama karena memang sesuai dengan motivasinya, memohon siraman rahmat agar mereka dapat mengikuti ujian dengan tenang, diberikan petunjuk dan bimbingan untuk dapat mengerjakan tugas ujian, dapat menjawab semua soal dengan baik dan benar, dan akhirnya sukses. Kegiatan berupa istigha-tsah ini sangat BAIK, ketimbang mereka mendambakan kelulusan lewat kegiatn yang ir-rasional seperti pergi ke dukun, atau dengan cara mencari bocoran jawaban, nyontek dari teman dlsb.


      Alangkah eloknya kalau kebiasaan mengadakan istighatsah semacam  ini dikalangan siswa, dibarengi dengan kerja keras dalam belajar dengan bimbingan guru yang “mursyid”. ORA ET LABORA. Bekerja sambil berdo’a, demikian kata pepatah.
Dan istighatsah yang merupakan pengejawantahan pendekatan diri dengan al-Khaliq ini tidak hanya sekali dilaksanakan, tapi diselenggarakan secara rutin dan berkala, umpamanya setiap triwulan sekali dan dibarengi juga dengan taqarrub yang  rutin yaitu shalat yang lima waktu, dan bahkan membudayakan puasa sunnah, diantaranya hari Senin dan Kamis. Insya Allah dengan upaya demikian, bukan hanya kecerdasan otak yang didapat, tapi dapat juga melahirkan keluhuran akhlak.

       Jangan lupa pula bahwa upaya yang begitu serius dari para siswa dalam menghadapi Ujian Nasional khususnya, sebaiknya ditopang juga dengan upaya yang selaras dari para pendidiknya. Para pendidik dalam menyikapi anak-anak didik itu  seharusnya sama seperti menyikapi anak kandung sendiri.
Sering kita dengar perkataan seorang ibu kandung (ibu biologis) dalam bahasa Sunda:

Ibu mah ngabelaan anak teh nepika dipuasaan dina wedalna”

       Tidak ada salahnya kalau secara periodik diadakan malam pembinaan seperti MABIT itu secara bergiliran antar kelas (itung-itung masntren), khu-sus untuk kelas tiga saja dahulu. Inilah saran, mohon tanggapan dari Kasek, Wakasek, para Wali Kelas, guru bidang study, bahkan dari orang tua itu sendiri. Apakah saran ini bisa diterima, mari kita diskusikan. Terima-kasih.


---ooOoo---


      
 Kata Mutiara.


Rasulullah pernah bersabda:
مَا أَكرَمَ شَابٌّ شَيخًا لِسِنِّهِ اِلاَّ قَيَّضَ اللهُ لَهُ مَن يُكرِمُهُ عِندَ سِنِّهِ
Maa akrama syaabbun syaikhan lisinnihii  illaa qayyadlallaahu lahuu
man yukrimuhuu ‘inda sinnihii. (H.R. Tirmidzy)

Tidaklah seseorng pemuda menghormati seseorng tua karena ketuaannya kecuali Allah memastikan adanya orang yang menghormatinya dikala ia tua.


Penjelasan :
Sepintas, sesuai dengan apa yang tersurat dapat diartikan bahwa seorang pemuda yang menghormati seseorang tua, pasti ia akan dihormati juga dikala tuanya. Itu benar, tapi sebenarnya ada arti lain yang tersirat, yaitu :
  1. Janji Allah lewat hadits ini merupakan jaminan bagi pemuda yang menghor-mati orang tua hanya karena usianya, bukan karena ilmunya atau jabatannya, apalagi kalau penghormatan itu diberikan juga karena ilmunya, amalnya, jabatannya dlsb.
  2. Disana ada arti yang tersirat, bahwa pasti dia akan dihormati orang juga kelak dimasa tuanya. Secara tersirat itu merupakan « jaminan » dari Allah bahwa pemuda itu akan dipanjangkan usianya paling tidah sampai seusia yang pernah dihormatinya.
Semoga kita dipanjangkan usia dan penuh dengan amal kebaikan. Amin.


Bersabda juga Rasulullah:
خَيرُ النَّاسِ مَن طَالَ عُمُرُهُ وُحَسُنَ عَمَلُهُ وَشَرُّ النَّاسِ مَن طَال عُمُرُهُ وَسَآءَ عَمَلُهُ
Khayrunnaasi man thaala ‘umuruhu wa hasuna ‘amaluhu,
Wa-syarrun-naasi man thaala ‘umuruhu wa saa-a ‘amaluhu. (H.R. Ahmad)

Sebai-baik manusia ialah yang panjang usianya dan baik amalnya
Seburuk-buruk manusia ialah yang panjang usianya tapi buruk amalnya.


Kisah nyata.

KERAMAT SEORANG WALI.

       Syadan kata shahibul hikayat::
      Kala itu aku sedang berada dalam sebuah kapal ditengah lautan bersama beberapa orang saudagar. Datanglah badai  dan ombak besar menerpa perahu kami, perahupun oleng terombang-ambing oleh ombak lautan yang dahsyat. Kami semua ketakutan dengan sangat.
Disudut kapal ada seseorang yang memakai baju dari bulu binatang.
Badaipun terus menerpa kapal kami dan airpun masuk kedalam. Kmipun putus atas atas keselamatan diri dan harta kami. Orang tadi malah keluar dari kapal, berdiri diatas air dan shalat disana. Kami memanggilnya :
Kata kami : ‘’ Wahai waliyyullah, tolonglah (bawalah) kami‘’
                    Ia tidak menoleh kepada kami, kamipun memanggilnya    
                    sekali lagi :
Kata kami : ‘’Demi Allah, Zat yang memmberikan kekuatan kepada  
                   anda untuk beribadah, tolonglah kami dan bawalah   
                    kami !’’
                    Baru beliau menoleh  kepada kami dan berkata : Katanya    : ‘’Bagaimana keadaan anda’’ ?
                    Sedang beliau tidak dalam kondisi seperti kami.               
Kata kami    : ‘’Tidakkah anda tahu bagaimana kondisi kapal kami ini.
                      Kini sedang diterpa angin dan badai besar’’
Jawabnya    : ‘’Kamu harus mendekatkan diri kepada Allah’’
Kata kami    :  ‘’Bagaimana caranya kami mendekatkan diri kepada
                      Allah ?’’
Jawabnya    : ‘’Kamu harus meninggalkan dunia’
Kata kami    : ‘’kamipun telah meninggalkan dunia’’
Katanya       : ‘’Kalau begitu, silakan sekarang kamu keluar dari kapal  
                       dengan membaca Bismillah.’’
Kamipun keluar meninggalkan kapal satu per satu, dan dapat berja-lan diatas air. lalu berkumpul mengelilinginya. Jumlah kami ada 200 orang bahkan lebih. Kapalpun karam berserta muatannya.
Katanya pula: ‘’Disebabkan anda semua mau meninggalkan dunia,
                       Maka kamu bisa selamat dan keluar dari kapal itu’’.
Kata kami     : ‘’Dengan nama Allah, izinkan kami bertanya, siapakah
                      anda ini ? Semoga Allah selalu mengasihi anda’’
Jawabnya    : ‘’Saya ini Uways al-Qarni’’.
Kata kami    : ‘’Dalam kapal itu banyak harta untuk dikirim kepada
                       penduduk Madinah yang faqir, kiriman dari seseorang
                       di Mesir’’
Katanya lagi: ‘’Bila harta itu dikembalikan oleh Allah, apakah benar-
                      benar akan kamu bagikan kepada Penduduk Madinah
                      yang miskin ?’’
Jawab kami    : ‘’pasti, kami akan membagikannya’’
Iapun shalat  diatas air dua raka’at dan berdo’a dengan do’a yang lembut. Maka muncullah kembali kapal itu dengan seluruh muatan-nya kepermukaan air. Kamipun kembali manaiki kapal itu dan melan-jutkan perjalanan ke Madinah dan membagikan kiriman itu kepada penduduk Madinah. Karena itulah di Madinah tak ada orang miskin untuk selamanya.

An-Nawadir, Ahmad Syihabuddin bin Salamah al-Qalyubi,
Al-Haramayn, Singapore & Jeddah.

-----------
JADUAL SHALAT BULAN JUNI 2011 .
Untuk Bandung dan daerah sekitarnya.
Tanggal
Zuhur
‘Ashar
Maghrib
‘I s y a
Imsak
Shubuh
01 – 05
11.51
15.12
17.44
18.57
04.20
04.33
06 -10
11.51
15.13
17.45
18.58
04.21
04.33
11 – 15
11.52
15.14
17.45
18.59
04.22
04.34
16 – 20
11.54
15.15
17.46
19.00
04.23
04.35
21 – 25
11.55
15.16
17.47
19.01
04.24
04.36
26 - 30
11.55
15.17
17.48
19.02
04.25
04.38

وَلَو يَعلَمُونَ مَا فِى العَتَمَةِ وَالصُّبحِ لأَتَوهُمَا وَلَو حَبوًا
Dan andai ummatku tahu tentang fadlilah shalat isya dan shubuh secara berjama’ah, pasti mereka akan mendatangi keduanya walau harus merangkak (karena sakit).
(H.R. Bukhary – Muslim, dari Abi Hurayrah).


Dialog agama

Pertanyaan:
Waktu kawan saya meninggal dunia, saya ta’ziyah kerumahnya. Ternyata jenazahnya baru saja diberangkatkan ke pemakaman, padahal saya ingin sekali turut shalat jana-zah untuk dia. Bolehkah saya shalat jenazah diatas makamnya ? apa saja yang wajib dibaca dalam shalat janazah ?

Jawab:
Boleh saja, asal memenuhi syarat-syarat shalat, (1) Bersih dari najis dan dari hadats besar dan kecil (punya wudlu), (2) tertutup ‘aurat, (3) menghadap qiblat. Shalat janazah tidak perlu sajadah, cukup berdiri diatas sandal/sepatu tapi tidak dipakai, sekedar diinjak, sebab kalau dipakai padahal bagian bawah sandal/sepatu itu ada najis, maka sama dengan membawa najis, jadi shalatnya tidak sah, tapi kalau sekedar diinjak, walau bagian bawah sandal/sepatu itu najis, tidak termasuk membawa najis.
Gambaran cara shalat janazah:

Pekerjaan/bacaan
Status
Takbir I (takbiratul-ihram)  
Wajib
Membaca Fatihah
Wajib
Takbir II
Wajib
Membaca shalawat Nabi   *)
Wajib
Takbir III
Wajib
Membaca do’a untuk mayyit   **)
Wajib
Takbir IV
Wajib
Membaca do’a tambahan   ***)
Sunnat
Salam kekanan
Wajib.



Bacaan-bacaan dalam shalat janazah.
   *) shalawat yang paling singkat/sederhana yaitu
اللّهُمَّ صَلِّ عَلى (سيدنا) مُحَمَّدٍ وَعَلى آَلِ (سيدنا) مَحَمَّد
Allahumma shalli ‘alaa (sayyidina) Muhammad wa ‘alaa aali (sayyidina) Muhammad.

Ya Allah, curahkanlah rahmat kepada (junjungan) kami, N. Muhammad dan kepada keluarganya.

 **) Do’a untuk mayyit yang paling singkat:
اَللّهُمَّ اغفِرلَهُ (هَا) (هُمَا) (هُم) وَارحَمهُ (ها) (هما) (هم) وَعَافِهِ (ها) (هما) (هم) وَاعفُ عَنهُ (ها) (هما) (هم)
Allahumma-ghfir lahu (laha) (lahuma) (lahum), warhamhu (ha) (huma) (hum) wa-‘aafihi  (ha) (huma) (hum), wa-‘fu ‘anhu (ha) (huma) (hum).

Ya Allah, ampunilah dia (mereka), kasihanilah dia (mereka), sejahterakan dia (mereka) dan maafkanlah dia (mereka).

***) Bacaan yang sunnat dibaca setelah stakbir IV sebelum salam.
اَللّهُمَّ لاَتَحرِمنَاأَجرَهُ وَلاَ تَفتِنَّا بَعدَهُ وَاغفِر لَنَاوَلَهُ
Allahumma laa tahrimnaa ajrahu, wa-laa taftinnaa ba’dahu, wa-ghfir lana walahu
Ya Allah, jangan kau menghalangi (menolah) dari kami ganjaran untuknya, jangan kau jadikan fitnah diantara kami sepeninggalnya dan ampunilah kami dan dia.



Heuheuy deuh
                       
PELAJARAN SEJARAH


PEL. BHS. INDONESIA.


Guru : Udin lanjutkan peribahasa
            ini !
            Pagar makan ……….?
Udin :  …………tanaman.
Guru :  Senjata makan ……..?
Udin :  …………tuan
Guru : Rumah makan ……...?
Udin :  ……… Padang.
Guru :  Dasar tukang jajan …..

------

BELI GADO-GADO.

Guru : Udin, tolong Ibu belikan
           gado-gado dikantin !
Udin : Iya …. Bu ….
          (Udin pergi kekantin dengan   
           membawa uang Rp.10 tibu
           Hampir setengah jam lamanya
           baru Udin pulang)
Guru : Udin, mana gado-gadonya ?
Udin :  Dimakan disana aja bu, kare-
            na nggak ada daun untuk mem-  
            bungkusnya,
            (katanya bari seuhah).
Guru : Kamu dischor, besok nggak
           usah sekolah tiga hari..
















         
 



Guru : Udin, siapa Pahlawan
           wanita yang lahir 21 April ?
Udin : Harum.
Guru : Salah, Kartini, dasar bodoh
Udin : Ia   Bu, namanya HARUM,
           coba  dengarkan lagunya:
           Ibu kita Kartina
           Putri sejati - Putri Indonesia
          HARUM namanya.
Guru : ?????

--------

Guru : Kapan terjadinya Perang
           Diponegoro ?
Udin : 18.25 s/d 18,30
           (menjawab secara spontan,
           memang hafal betul.)
Guru : Salah, …… masa perang 
           hanya sebentar, dimulai ba’da
           maghrib, selesai sebelum isya.
Udin : Tahun bu, bukan jam !
Duru : Ooooooo ho  oh …


Sudut Sastra

Mun kuring …….
………Jadi tukang beca:
Nu rek ka pasar bari teu mawa kendaraan teh rek dijajapkeun, komo nu balik ti pasar bari rebo ku balanjaan mah, karunya. Kuring moal gugon kana ongkos, keun wae da meueun manehna oge ngarasaeun kana jasa kuring. Komo lamun bijaksana mah pasti merhatikeun kana pangabutuh batur.  Dina kurangna mere ongkos, atawa teu mere pisan, keun wae da rejeki mah Allah nu ngatur, ti mana we jalanna, urang mah sakadar nyumponan kasab.

………Jadi panumpang beca,
Moal lebar ngongkosan, moal rek itungan teuing, kuring ngarasa untung, dijajap-keun ka tempat anu dituju, bari henteu cape, sawangsulna si Emang Beca, nya cape ngaboseh, bari kapanasan atawa kahujanan, malah mungkin di imahna didagoan ku “seeng nyengsreng”, anak-bojona keur ngdagoan hasil nambangan beca

……….jadi tukang dagang,
Moal ngilungan kana cacadna barang nu dijual, mun tea mah aya cacad, karunya ka nu meulina. Ngala bati ge moal rek samemena, Onjoyna kauntungan mah lain tina gedena nyokot bati, tapi tina lobana omzet dagangan. Mun aya nu nganjuk, kalawan katingal bener butuhna bari manehna teh jujur, ah moal dipersabenan,

………jadi langgan di hiji toko/warung,
Moal ngekrek teuing lamun nawar teh, da meureun nu dagang ge geus “ngupama”, Ari teu butuh-butuh teuing mah kuring moal nganjuk, oge mun boga hutang ka warung rek gancang dibayar, karunya da nu boga warung teh modalna leutik, bari ngala batina teu sabaraha, mun loba nu nganjuk komo bari  ngajeblug mah atuh matak beak daganganana.

………boga budak,
Rek dididik, disakolakun jeung dipasantrenkeun, mun bisa mah rek dipapatahan ngaji ku sorangan, mun teu bisa rek sina ka madrasah, komo mun bisa ka pasantren mah. Urusan ngaji mah rek leuwih dipentingkeun, da eta mah meles bekeleun ka akherat, sanajan memang hasil sakola oge manfaat keur ngudag akherat.


……….jadi pejabat
Rek ngalaksanakeun pancen sakumaha mistina, luyu jeung anu diamanatkeun ku institusi jeung atasan, rek adil, moal cueut ka nu hideung moal ponteng ka nu koneng. Urusan gajih atawa pangasilan pasti bakal nuturkeun, luyu jeung jasa nu dikorbankeun. Mun tea mah pangasilan teh asa kurang teu ngumbang kana tanaga, modah-mudahan sing jadi amal soleh.

……….aya anu mikangewa (teu dipikaresep ku batur),
Kahiji, rek naliti kana diri, mariksa kana awak, malah rek nananyakeun ka sobat-sobat, naon kakurangan diri, lebah mana ayana kasalahan anu matak batur kasinggung, bari moal ambek mun aya anu nuduhkun kana kakurangan diri kuring.
Kadua, ka anu mikangewa kuring moal saruana, moal tuluy teu hayang wawuh, moal nygajauhan, mun papanggih rek sasalaman saperti biasa, mun manehna menta tulung rek diibantu, mun manehna kabenean kacilakaan rek ditulungan.
Katilu, Salian ti tarekah lahir, oge rek bari ngadu’a, mugi Allah nuduhkeun kana kasalahan diri, mugi Allah masihan kasadaran ka nu ngewaeun tea, oge mugia Allah ngahampura kana kasalahan diri jeung kasalahan « manehna » mun manehna boga salah.

............kebeneran aya anu mikaresep.
Moal atoh teuing, malah rek diwangsulkeun ka ANU KAGUNGAN, da sadaya kasae-an jeung kasampurnaan teh hakekatna kagunganana. Mun tea mah bener aya pujieun dina diri kuring, muga sing bisa syukur, sing bisa ngaronjatkeun kana amal anu positif, pamuji teh ulah matak « lupa daratan »

............boga hutang,
Kuring rek ngestokeun kana eta hutang, mun aya mah keur mayarna memeh jatuh « tempo » oge arek dibayar. Mu kabenerah dina jatuh tempo can bisa mayar, kuring moal kakalincesan, nyumputan anu rek nagih, kuring rek ksatria, malah rek ngahaja datang ka imahna, rek terus terang bari menta dihampura pedah geus cidra kana jangji, bari menta bongbolongan kumaha keur satuluyna.

           Ngahutangkeun, tapi nu boga hutangna can bisa mayar,
Rek dieledan, karunya, komo lamun di kuring mah eta duit teh can diperlukeun teuing. Dawun Nabi, tilu amal sunat, ganjaranana leuwih hade batan pagawean wajib, nyaeta : (1) miheulaan salam ka anu sejen, (2) wudlu memeh asup waktu shalat, (3) mere eled ka anu boga hutang.